Rabu, 30 Oktober 2013

Beranda » » RakaTalenta.Com™: Cerita Dua Anak Desa Sumbang Masjid Dari Hasil Film Pendek

RakaTalenta.Com™
Kumpulan Arsip Berita Online Indonesia // via fulltextrssfeed.com 
Ready to move beyond the basics?

Enroll in this advanced DSLR course to explore more creative scenarios, image editing, and videography.
From our sponsors
Cerita Dua Anak Desa Sumbang Masjid Dari Hasil Film Pendek
Oct 30th 2013, 05:05, by Raka Talenta

Cerita Dua Anak Desa Sumbang Masjid Dari Hasil Film Pendek
RakaTalenta.Com™, Siswa SMP 4 Satu Atap yang berada di Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah, kini menjadi kebanggaan warga desanya. Lantaran sekolah tersebut berhasil menunjukkan sederet prestasi dan penghargaan dalam menggunakan teknologi audio visual meski berada di desa terpencil.

Salah satu guru SMP 4 Satu Atap Karangmoncol, Aris Prasetyo mengakui, sekolah tempatnya mengajar jauh dari fasilitas yang memadai. "Kami paham, kalau kami tidak mampu mengejar sekolah lain yang lebih maju dalam hal fasilitas belajar. Karena itulah, kami mengejar prestasi di bidang lain melalui media film pendek yang diajarkan kepada murid kami," ujarnya, Senin (28/10).

Penggunaan teknologi pun akhirnya mendapat dukungan luas, setelah pelajar di sekolah tersebut mampu mengharumkan namanya dengan menjuarai berbagai festival film nasional dan internasional.

"Kami yakin dengan keterbatasan ini, kami bisa berkarya dan berkreativitas untuk menaikkan status dan derajat sekolah kami yang selama ini dianggap sebagai sekolah pinggiran," jelasnya.

Tambahan nama sekolah satu atap sendiri menggambarkan kondisi sekolah yang selama ini masih menumpang, baik ruang kelas maupun perpustakaan kegiatan belajar mengajarnya dengan salah satu sekolah dasar di desa tersebut. Kondisi itu diperparah dengan kondisi masyarakatnya yang rata-rata belum mendapat pendidikan yang tinggi.

"Rata-rata di sini masyarakatnya merupakan buruh tani atau nderes (pemetik kelapa)," ucapnya.

Keinginan untuk berubah tak hanya dirasakan dari pendidik, tetapi juga peserta didik yang serius untuk mengubah nasib mereka. Eko Junianto (14), siswa kelas VIII, mengemukakan ingin sekali berprestasi melalui karya film pendek. Siswa yang berasal dari Dukuh Gunung Tugel Desa Karangmoncol ini sudah mengenal film pendek saat bermain dalam film 'Pigura' yang sempat mendapat penghargaan khusus juri dalam ajang Festival Film Indonesia Tahun 2010.

"Pertama kali saya tertarik saat ikut jadi pemain dalam film pendek 'Pigura' dan ternyata sekarang jadi ketagihan. Saya ingin sekali bisa memproduksi film pendek selanjutnya," jelas siswa yang beberapa waktu lalu menjuarai Sagamovie festival yang diselenggarakan salah satu bank swasta.

Meski keterbatasan alat, dia selalu berusaha menghasilkan karya terbaik untuk membanggakan semua orang yang ada di sekitarnya. Bahkan, uang hadiah yang berhasil dimenangkannya pun disumbangkan untuk kepentingan warga sekitar.

"Teman-teman senang, orang tua kami juga senang dengan keberhasilan itu. Untuk membagi kegembiraan, kami sepakat menyumbangkan uang hadiah untuk pembangunan masjid di sekolah agar bisa bermanfaat bagi semua warga yang ada di sekolah dan warga sekitar," ucapnya.

Eko sendiri merupakan anak pertama dan hidup dalam kondisi pas-pasan. Orang tuanya hanya bekerja sebagai penderes yang penghasilannya tak menentu. "Saya hanya butuh sedikit uang saja untuk ongkos sekolah," ucapnya.

Tak jauh berbeda dengan Eko, Nunik (14), teman sekelas Eko yang berhasil menjadi juara dalam ajang yang sama dalam kategori iklan layanan masyarakat mengaku bangga bisa ikut menyumbangkan hasil jerih payahnya bersama teman-teman untuk membangun masjid yang akan digunakan untuk peribadatan di lingkungan sekolah. "Biar bisa bermanfaat di dunia dan akhirat," ucapnya.

Dalam menggapai prestasinya saat ini, mereka meraihnya dengan susah payah. Eko menjelaskan, selama beberapa kali harus menginap di sekolah untuk bisa mempelajari seluk beluk teknis pembuatan film pendek.

"Kadang setiap Sabtu dan Minggu harus menginap di sekolah untuk membuat film. Alat yang ada juga paling hanya laptop. Saat ini, kami sedang mencoba membuat film animasi juga," jelasnya.

Tak heran, jika saat ini sekolah yang berada di pinggir areal persawahan warga ini berhasil mengoleksi segudang prestasi dalam kreativitas yang belum tentu dimiliki sekolah lain di wilayah perkotaan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions