Jakarta - "Kenapa kepala anaknya harus ditancapkan di depan pagar rumah bapaknya?" Kalimat ini yang paling diingat Seno Gumira Ajidarma ketika ia mewawancarai dokter wanita asal Italia di Dili pada 1991 silam.
Dari situ, pula yang menjadikan Seno membuat cerpen 'Kepala di Pagar Da Silva'. Malam itu, Ria Irawan selaku narator membacakannya di depan publik yang hadir di peluncuran buku audio 'Trilogi Insiden'.
Ia adalah salah satu narator yang membacakan karya Seno. Selain Ria, masih ada Butet Kertarajadsa yang membacakan cerpen 'Darah itu Merah, Jenderal'. Kemudian Landung Simatupang dengan cerpen judul 'Listrik', Niniek L.Karim menarasikan 'Telinga'. Serta Ayu Laksmi dengan 'Seruling Kesunyian' yang membawakannya dengan iringan musik dalam album pribadinya 'Svara Semesta'.
"Gue baru pertama kalinya disuruh bacakan cerpen. Tadi deg-degan banget. Kelihatan yah," kata Ria Irawan di Galeri Indonesia Kaya, Kamis malam (10/4/2014). Selama hampir 15 menit, Ria membacakan cerita tersebut dengan gayanya. Ketika di atas panggung, ia sempat bergidik ngeri membacanya.
Ria mengatakan takut membaca cerita yang berdarah-darah dan ada kekerasan di dalamnya. "Gue enggak suka ceritanya, geli. Seram."
Aktris tersebut menyukai karya Seno lainnya yang berjudul 'Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi'. Namun saat ia ditawari oleh Digital Archipelago untuk menarasikannya, Ria langsung mengiyakan.
"Gue langsung mau, enggak mungkin bercanda nih dan Hristina serius ngajakinnya," ujarnya. Meski membaca cerpen lalu merekamnya adalah yang pertama, pengalaman ini jadi pembelajaran baginya.
(tia/utw)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.