Jakarta - Pelukis Widayat tak hanya disebut sebagai Picasso-nya Indonesia oleh kolektor Oei Hong Djien, tapi menurut Helena Spaanjard ia justru lebih mirip dengan gaya melukis seniman berkebangsaan Rusia-Belarusia, Marc Chagall. "Ia lebih ke Chagall dibandingkan Picasso," katanya kepada detikHOT di Museum Widayat, Magelang, akhir pekan lalu.
Ia mengakui memang dalam beberapa karyanya ada yang beraliran kubisme. Namun karya kebanyakan darinya justru seperti Chagall. Ia adalah seniman Perancis yang alirannya berdiri sendiri dan tidak digolongkan dalam aliran apa pun. Seninya tidak mungkin dapat ditemukan dalam alam dan dunia lahiriah.
Para ahli surealisme, kata Helena, pernah mengatakan jika Chagall meletakkan dasar spiritual dalam aliran lukisannya. Sama halnya dengan Haji Widayat yang karya-karyanya terpengaruh dengan aktivitas spiritualnya, kenangan masa kecil, proses pembelajaran masa remaja, pengalaman mengajar mahasiswa dan mahasiswi di ISI Yogyakarta dan sebagainya.
"Baik Picasso atau Chagall pun tidak jadi soal untuk menunjukkan siapa Widayat dan bagaimana caranya melukis. Yang terpenting ia telah memajukan nama seni rupa modern Indonesia," kata Helena
Melalui dekoratif magis milik Widayat tidak ada lukisan yang sama antara satu dengan yang lainnya. "Banyak pelukis yang tidak suka karena dekoratif tapi dia beda jalan dari pelukis lainnya. Dia suka abstrak dan menggunakan struktur di painting. Kamu bisa lihat di karya ini," tunjuknya pada sebuah lukisan di OHD Museum.
Di antara semua karyanya, Helena menyukai lukisan yang bertemakan seni pertunjukkan. Widayat membuatnya dengan gambar pentas wayang, tari-tarian tradisional Indonesia, dan lain-lain. Next »
(tia/utw) This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.