Liputan6.com, Jakarta Setelah hampir sebulan mengizinkan IV tinggal di rumah, akhirnya Pipik Dian Irawati meminta pria 20 tahun itu untuk meninggalkan rumah. Sebelum menyuruhnya pergi, Pipik sempat memberikan uang Rp 100 ribu sebagai ongkos. Hal itu lah yang kemudian memicu tersangka IV sakit hati dan membakar rumah Pipik pada 20 Juni 2014 lalu.
Pipik sendiri bukan tanpa alasan meminta cowok lulusan SMK itu pergi. Menurut ibu empat anak ini, dirinya sudah tak merasa nyaman dengan prilaku tersangka yang dianggap membahayakan putranya, Abidzar. Selain mengajak kebut-kebutan naik motor, IV juga mengajari Abidzar bermain kartu.
"Saat dia datang ingin belajar agama, dia ingin masuk Islam. Terus ya saya menyambut baik, dan ketika kita mengislamkan, dia sering ke rumah mengaji. Saya nggak pernah menyuruh dia tinggal di rumah, tapi dia sering menginap," ungkap Pipik Dian Irawati di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (30/6/2014).
"Sejak dia tinggal di rumah ada hal yang tidak mengenakan. Dia suka bawa motor almarhum bonceng Abidzar ngebut, dia mengajarkan anak-anak main kartu," lanjutnya.
Tak hanya itu, yang paling parah, senjata airsoft gun milik Uje juga ikut diambil oleh pelaku. Ditambah lagi, Pipik kehilangan uang senilai Rp 7 juta yang diambil pelaku ketika kebakaran.
"Kalau dia ambil sejata (airsoft gun) dia punya alasan sendiri. Sebenarnya, di mata saya dia baik, mau belajar dan baca buku. Dia main dan ternyata ada laporan dari orang rumah kalau dia kelakuannya tidak mengenakan," pungkas Pipik.(Ras/Mer)
(Meiristica Nurul)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.