Posted: 15/11/2013 14:10
Paul McCartney dan Vladimir Putin (istimewa)
Liputan6.com, London : Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap 30 aktivis Greenpeace yang ditahan di Rusia, Pemain bass The Beatles, Paul McCartney melayangkan surat kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin serta mendesaknya untuk langsung turun tangan membantu ke-30 aktivis Greenpeace tersebut.
"Akan sangat bagus jika kesalahpahaman ini bisa diselesaikan dan para pemprotes bisa pulang bersama keluarga mereka saat Natal. Kita hidup dalam pengharapan," kata penyanyi rock asal Inggris itu dalam suratnya yang ia kirimkan bulan lalu dan telah ia publikasikan pada website pribadinya, paulmccartney.com.
Seperti yang dilansir dari Bbc.co.uk, Jumat (15/11/2013), McCartney yang saat ini berada di Jepang mengatakan Putin belum menjawab surat itu namun duta besar Rusia untuk Inggris telah menanggapinya dengan mengatakan bahwa kondisi para tahanan itu "tidak diberitakan secara berimbang di media dunia".
Kelompok pemprotes yang dinamakan Arctic 30 ditahan saat mereka kedapatan memanjat anjungan minyak milik perusahaan pemerintah pada 18 September dalam sebuah aksi protes.
Aksi protes tersebut kemudian membuat pemerintah Rusia memenjarakan ke-30 orang itu di Saint Petersburg setelah sebelumnya mereka dipindahkan dari kota Murmansk di kawasan Arktik.
McCartney yang pernah memiliki lagu hits bersama Beatles berjudul "Back in the USSR" membantah bahwa para pemrotes itu anti-Rusia ataupun melakukan tawaran pemerintah Barat.
"Saya tentu mengerti bahwa pengadilan Rusia dan kepresidenan Rusia adalah hal terpisah. Namun saya ingin tahu apakah Anda bisa menggunakan pengaruh apapun yang ada untuk menyatukan kembali para tahanan itu dengan keluarga mereka," ucap Paul. (Ars)