Posted: 15/11/2013 11:40
Hanung Bramantyo (Liputan6.com/Panji Diksana)
Liputan6.com, Jakarta : Hanung Bramantyo, sutradara dari film layar lebar Soekarno: Indonesia Merdeka mengatakan membuat film yang baik itu gampang, tapi membuat film yang sukses itu susah. Hal itu Hanung utarakan saat berkunjung ke redaksi Liputan6.com, SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, Kamis 14/11/2013.
Hanung juga menambahkan, untuk membuat film yang baik itu ada sekolahnya, sedangkan membuat film yang sukses itu hingga saat ini belum ada sekolahnya. Untuk membuat film yang baik itu bisa ditempuh dengan banyak cara antaralain dengan persiapan yang matang, kostum yang baik, serta menyiapkan segala macam properti pendukung.
"Membuat film sukses itu susah. Jangan senang dulu jika kita telah berhasil membuat film yang baik. Belum tentu film yang baik itu bisa sukses diterima penonton dan masyarakat, bisa sukses di pasar perfilman Indonesia," ucap Hanung.
Untuk itulah, dalam karya terbarunya, Soekarno: Indonesia Merdeka, Hanung melakukan riset yang mendalam terhadap tokoh Soekarno. Ia semaksimal mungkin ingin menghadirkan tokoh Soekarno yang dalam film ini perannya dipercayakan kepada Ario Bayu.
"Kesulitan dalam film Soekarno ini adalah tokoh yang ingin dihadirkan difilm ini sudah tiada. Sehingga butuh riset yang mendalam agar saat divisualisasikan dapat menyamai karakter Soekarno yang sesungguhnya. Saya merisetnya dari banyak buku dan juga dokumen-dokumen video sebelum dan sesudah kemerdekaan," ucap Hanung.
Sebelumnya, film Soekarno: Indonesia Merdeka ini sempat mendapat protes dari pihak keluarga Soekarno. Bahkan salah satu putri Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri telah melayangkan somasi pada Multivison Plus Picture (MVP) pada 12 September 2013. Perusahaan film yang dipimpin Raam Punjabi itu dinilai menyalahi aturan terkait film Soekarno. (Ars)