Rakatalenta.Com™, Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo atau yang biasa disapa Foke memberikan masukan kepada Gubernur DKI saat ini Joko Widodo ( Jokowi ) untuk menindaklanjuti arus urbanisasi di Jakarta. Foke menilai, masalah urbanisasi harus segera diatasi agar nantinya Jakarta tidak seperti kota Detroit di Amerika Serikat yang mengalami kebangkrutan.
Selain itu, Foke mengungkapkan kota Detroit pernah jaya berkat industri otomotifnya. Namun, kota ini mengalami kebangkrutan karena salah urus.
"Saya hanya menggambarkan saja, kota Detroit dulu berjaya, namun tanpa perencanaan yang matang, kota ini menjadi bangkrut karena tidak melakukan pembiayaan layanan dengan baik. Saya kira Jakarta jangan mengarah ke sana, harus ada penanganan dengan perencanaan yang matang," kata Foke.
Pernyataan Foke tersebut, seakan menyindir Jokowi yang memiliki banyak program untuk merubah Jakarta. Lalu benarkah Jokowi akan membawa Jakarta bangkrut seperti Detroit?
Menurut pengamat perkotaan Yayat Supriatna, Jakarta tidak bisa disamakan dengan Detroit. Apabila Detroit hanya mengandalkan sektor perindustrian, Jakarta memiliki banyak potensi yang lebih banyak.
"Jakarta itu Ibu Kota negara, dan kota yang memiliki APBD terbesar di Indonesia yaitu Rp 50 Triliun. Jakarta juga memiliki potensi seperti industri, pelabuhan perdagangan dan lainnya, jadi sulit untuk bangkrut seperti Detroit yang mengandalkan satu sektor saja," ujar Yayat saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (26/8).
Yayat mengatakan program yang dimiliki oleh Jokowi untuk saat ini masih belum termasuk kategori menyedot anggaran yang besar. Artinya, pembangunan rusun, waduk dan monorel masih dalam batas kewajaran.
"Namun ambisi seorang gubernur harus sesuai dengan amunisi (anggaran)," pintanya.
Mesti demikian, Yayat juga menyayangkan dengan ucapan Foke yang mengatakan kalau Jakarta bisa bangkrut apabila terlalu banyak program. Dia menilai, ucapan Foke tersebut hanyalah pernyataan politik saja.
"Baiknya dia tidak menakut-takuti dengan kata 'nanti bangkrut'," tuturnya.
Selain itu, Yayat berharap guyonan semacam itu tidak perlu dikeluarkan apabila ingin Jakarta menjadi lebih baik. Harusnya, antisipasi masalah korupsi, kolusi dan nepotisme yang perlu ditingkatkan ketimbang masalah Jakarta bangkrut atau tidak.
"Pokoknya untuk bangkrut masih jauh. Dan masalah KKN itu lebih menarik dibahas daripada masalah bangkrut," ucapnya.