Liputan6.com, Los Angeles : Ricky Martin bercerita tentang masa-masa ia berjuang dengan orientasi seksnya yang berbeda dari pria pada umumnya. Ricky mengaku pertempuran melawan rasa malu diri sendiri adalah hal yang paling menyakitkan, bahkan lebih sakit dari menerima penghinaan orang lain. Penyanyi asal Puerto Rico ini mengaku pernah mengolok seseorang yang diketahui sebagai seorang gay.
"Saat itu saya seperti terjangkit homofobia (ketakuan terhadap kaum homoseksual) dalam diri saya sendiri. Maka saya berusaha menolak dan menjauhi mereka yang saya tahu gay. Saya seperti menjauhi diriku sendiri," ungkapnya kepada majalah GQ Australia, Selasa (27/8/2013).
Pria berusia 41 tahun itu memang pada awalnya selalu berusaha menyangkal dirinya sendiri sebagai seorang homoseksual. Dia merasa bukan bagian dari kaum itu. "Saya sangat marah. Saya juga malu dan tak bisa menerima bahwa saya adalah seorang gay. Saya terus menanamkan dalam diri saya sendiri bahwa saya tak seperti mereka," katanya.
Butuh waktu sekitar 10 tahun bagi Ricky Martin mengakui dan menyadari bahwa dirinya berbeda. Akhirnya pelantun Livin' La Vida Loca tersebut berniat untuk berhenti menyembunyikan jati dirinya.
Saat ini hidup bersama dua orang anak dari seorang ibu pengganti (menyewa rahim seseorang untuk mendapatkan keturunan) Ricky Martin tak ingin hal yang sama menimpa anak-anaknya. Ia akan mengajarkan kepada anak-anaknya sejak dini bahwa orang-orang dengan orientasi seks berbeda seharusnya tak perlu malu mengakuinya, karena ia berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan orang kebanyakan. Ia ingin anak-anaknya berpikir dengan kacamata yang lebih dewasa.
"Saya tidak ingin mereka tumbuh di dalam kebohongan atau berpikir bahwa menjadi gay adalah kesalahan," katanya. Ricky Martin mengakui bahwa dirinya adalah seorang gay pada 2010 setelah sempat menepis rumor tersebut. Ia juga memiliki dua orang anak kembar, Matteo dan valentino, dari ibu pengganti.(Ppt/Mer)