Liputan6.com, Paris : Belum lama ini, acara fashion show bertajuk Paris Fashion Week di Prancis dikacaukan oleh dua orang demonstran asal Ukraina yang bertelanjang dada. Parahnya dua wanita yang mengatasnamakan diri mereka dari gerakan feminis Femen ini naik ke atas panggung show saat acara berlangsung dan menyerang seorang model asal Inggris bernama Hollie-May Saker.
Hanya mengenakan celana panjang warna hitam, kedua wanita brutal ini naik ke atas panggung sambil berteriak-teriak. Sementara bagian dada sampai perut kedua wanita itu dicorat-coret dengan tulisan hitam berbunyi 'Model tidak terlibat prostitusi' sementara yang lain ditulis 'Fashion dictaterror'. Mereka menyerang dan mengganggu model yang saat itu sedang berlaga di catwalk, Saker.
"Dia meraih lenganku dan mengangkat rokku tinggi-tinggi," kata Saket, model berusia 18 tahun tersebut kepada Liverpool Echo, Minggu (29/9/2013).
Namun sang model menarik kembali lengannya dan mengakibatkan wajah si aktivis tertinju. "Aku sangat marah, tapi aku tahu aku harus profesional, maka aku tetap berjalan dengan perasaan dongkol," katanya lagi.
Kekesalan Saker tersebut rupanya masih berlanjut lantran ia kembali berkoar di Twitternya. Ia sangat geram dengan hal yang terjadi padanya di atas catwalk dan di depan ratusan orang malam itu.
""FEEEEEEUUUUMIN, sialan. Mereka mengacaukan penampilanku. Aku meninjunya meski tak bermaksud begitu," kicaunya. Namun tak ingin menyulut pertikaian lebih lanjut Tweet itu telah dihapus.
Akhirnya sebelum sempat membuat keributan yang lebih banyak, keduanya berhasil diamankan petugas. Femen Ukraina adalah grup feminis yang sering melakukan aksi anarkis sejak 2008. Mereka selalu menandai aksi-aksi brutalnya dengan bertelanjang dada. Kira-kira sudah 300 orang wanita yang bergabung sampai saat ini. (fei)