Selasa, 13 Agustus 2013

Beranda » » Liputan6 - RSS 0.92: Pelantun `Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi` Telah Pergi

Liputan6 - RSS 0.92
Liputan6.com merupakan situs berita aktual, tajam, terpercaya yang dimiliki SCTV // via fulltextrssfeed.com 
Learn from successful entrepreneurs.

Pick up tips and advice from the noteworthy when you subscribe to Startup Frontier! Read interviews on how they launched and built their businesses.
From our sponsors
Pelantun `Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi` Telah Pergi
Aug 13th 2013, 09:26

Liputan6.com, Jakarta : /Jangan ditanya kemana aku pergi/ Jangan ditanya mengapa aku pergi/ Usah dipaksa tuk menahan diri/ Usah diminta ku bersabar hati... Ya, selarik penggalan lagu Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi karya Ismail Marzuki yang dilantunkan Kris Biantoro itu memang populer pada dekade 1970-an.

Kini, para penggemar seniman serba bisa bersuara berat itu harus merelakan kepergiannya. Kris Biantoro tutup usia pada umur 75 lantaran gagal ginjal yang menderanya selama 38 tahun pada Selasa (13/8/2013) pukul 13.30 WIB di Jakarta. Adapun jenazah saat ini disemayamkan di Kompleks Bukit Permai, Jalan Bromo Blok K/8, Cibubur, Jakarta Timur [baca: Innalillahi... Kris Biantoro Meninggal Dunia].

Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Maria Nguyen Kim Dung dan dua anak, yakni Invianto dan Ceasefiarto, serta dua cucu, yaitu Iyo dan Rafa. Kris Biantoro terlahir dengan nama Christoporus Soebiantoro di Magelang, Jawa Tengah, 17 Maret 1938. Dalam dunia seni, ia tak hanya dikenal sebagai penyanyi dan aktor, namun juga seorang master of ceremony atau MC yang andal.

Dilahirkan di era runtuhnya kerajaan Belanda dan timbulnya kekaisaran Jepang, membuat watak anak pada zaman itu yang dialami Kris Biantoro sampai sekarang adalah semangat menjaga kedaulatan bangsanya.

Kecintaan pada negara dan bangsa yang beliau bawa dari masa kelahirannya, memuat rasa perjuangannya muncul. Ketika duduk di bangku kuliah Universitas Atmajaya, bersama rekan-rekannya dengan sukarela dikirim ke Irian Barat. Itulah awal Kris mejadi relawan selama enam bulan, dalam pembebasan Irian Barat atau operasi Trikora, hingga mendapat gelar kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan. Kecintaannya di dunia seni juga dibarengi dengan kecintaannya terhadap Tanah Air dan bangsa, hingga salam yang diucapkan selalu `Merdeka.`

Di dunia seni, Kris Biantoro tidak hanya dikenal dengan sebutan MC, ia pun populer di kalangan masyarakat sebagai aktor, penyanyi dan pencipta lagu. Semasa bersekolah di SMA de Britto, Yogyakarta. Keberuntungannya sebagai entertainer berawal dari lagu Dondong Opo Salak (lagu anak-anak) karena teringat keponakannya yang masih kecil di Magelang semasa berjuang sebagai relawan di Irian Barat.

Pada 1964-1971, beliau hijrah ke Australia karena mendapat tawaran untuk menjadi staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Australia. Di Australia inilah Kris Biantoro bertemu dengan seorang gadis Vietnam yang kemudian dipersunting. Sempat menjadi penjual roti di Australia karena kehidupannya yang kurang beruntung menjadi pensiunan clerk KBRI Australia.

Kembali ke Tanah Air di tahun 1971, bergabung dengan TVRI menjadi host acara kuis dan terkenal, di antaranya yakni Dansa yo Dansa di TVRI. Setelah pensiun sebagai selebritas yang berhasil, Kris Biantoro melalui kehidupan yang tenang. Namum beliau menderita sakit ginjal kronis sejak 1972. Walaupun telah mengidap penyakit ginjal selama 39 tahun, beliau tetap bersemangat menjalani kehidupannya.

Kris Biantoro mengalami masa-masa keemasan panggung hiburan dan kesenian Indonesia, bersama Benyamin S, Titiek Puspa, Sophan Sophiaan-Widyawati, Teguh Karya, Rima Melati, dan lain-lain.

Selama hampir empat dasawarsa, Kris Biantoro bertarung dengan penyakit ginjal yang menerpanya. Bertahun-tahun ia menjadi pasien setia RS PGI Cikini, terutama setelah tak dapat diobati di banyak pusat kesehatan yang lain, di dalam dan luar negeri.

Selamat jalan Kris Biantoro...

Diskografi:
Mungkinkah
Jangan Ditanya Kemana Aku Pergi
Angela
Juwita Malam
Answer Me Oh My love
The Impossible Dream

Filmografi:
Last Tango in Jakarta - 1973
Si Manis Jembatan Ancol - 1973
Bulan di Atas Kuburan - 1973
Paul Sontoloyo - 1974
Atheis - 1974
Pilih Menantu - 1974
Kuntilanak - 1974
Bajingan Tengik - 1974
Bawang Putih - 1974
Tiga Sekawan - 1975
Akulah Vivian -1977
Kuda-Kuda Binal - 1978

Karya Tulis:
Manisnya Ditolak (Cetak pertama November 2004, cetak kedua Oktober 2006 dengan CD berisi rekaman lagu-lagunya).

Iklan:
Rinso (1979)
Suzuki Hi-Ace
(dari berbagai sumber/Ans)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions